Prahara Duel Dua Macan

Duel Sengit
Prahara Duel Maut Berdarah
Duel sengit antara dua klub ISL tersaji di stadion Gelora Bung Karno jakarta 27 mei kemarin. Duel dua klub bergengsi ini menyajikan duel yang panas. Terlihat beberapa kali insiden panas terjadi dalam duel ini, seperti insiden yang terjadi antara Ebanda Herman (persib) dan pemain depan persija yaitu Pedro Javier.
Persib sebagai tim tamu berhasil unggul duluan lewat gol yang di cetak oleh Atep, atep sendiri adalah mantan pemain persija. Namun, melalui serangan yang terus menerus di lakukan oleh tuan rumah terhadap persib, alhasil di menit 66 persija berhasil menyamakan kedudukan lewat gol yang di cetak oelh ramdani lestaluhu. Hasil imbang inipun tak bertahan lama, 10 menit setelah itu giliran Precious Emuejeraye berhasil menjebol gawang persib yang di kawal jendri pitoy dengan memanfaatkan sepak pojok yang di lakukan oleh ismed sofyan.
Petaka muncul bagi persija, ketika di masa waktu akhir pertandingan. Maman Abdurrahman berhasil menjebol gawang persija dan mengubah skor menjadi imbang. Dan hasil akhirpun tuan rumah berbagi angka dengan skor 2-2.  
Sementara itu, setelah berakhirnya pertandingan. Prahara berdarahpun di mulai. Di luar stadion, para pendukung yang tidak puas dengan hasil imbang ini. Melakukan tindakan anarkis yang menjurus kriminal. Polisi mendapat laporan, telah terjadi pengeroyokan yang mengakibatkan korban jiwa meninggal dan luka-luka. Kejadian ini terjadi sesaat setelah berakhirnya pertandingan di stadion GBK sore hari. Sampai saat ini polisi masih menyelidiki kejadian tersebut dan polisi di minta terus bertindak tegas untuk menyelidiki dan menangkap oknum yang melakukan aksi pengeroyokan ini.
Lagi-lagi, dunia persepak bolaan indonesia tercoreng oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Ini menjadi sebuah catatan buruk bagi dunia sepak bola kita. Di mulai dari prahara dualisme di PSSI yang tak kunjung usai, kemudian di tambah dengan Dualisme Liga yang ada, sekarang ada lagi kasus suporter yang anarkis yang pernah berubah dari masa ke masa. Catatan bagi suporter bola di indonesia sangatlah tak menyenangkan. Kerusuhan selalu terjadi dimana-mana. Baik yang terjadi di lapangan maupun di luar lapangan. Fanatisme sempit yang di perlihatkan oleh para suporter sepak bola harus lah mulai di ubah sedikit demi sedikit. Jika memang ingin persepakbolaan maju, kita juga sebagai supoter dan penonton mestilah berubah juga. Kalah atau menang adalah hal biasa, yang terpenting jadikanlah sepak bola itu sebuah tontonan yang menarik, menyenagkan dan mungkin bisa menghilangkan stres. Bukan di jadikan sebuah ajang untuk membuat kerusuhan.
Jelas memang dalam pertandingan kemarin tidak semua suporter dengan atribut persija melihat pertandingan di stadion. Ada pula yang hanya datang untuk ikut-ikutan dan bersenang-senang saja. Ketika pertandingan berlangsung, mereka (suporter) ini malah asik berkeliling jalanan jakarta, berteriak-teriak, menabuh gendang atau apa saja dan bernyanyi dengan yel-yel mereka tapi sesekali bernyanyi dengan menggunakan kata-kata hujatan terhadap tim lawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar