Hedonisme

Pasar Tradisional vs Modern
LATAR BELAKANG 

Melihat perkembangan kehidupan bermasyarakat dinegara kita khususnya di ibukota Jakarta ini, maka kita hanya akan mendapati aspek materi-lah yang lebih banyak diminati. Yang hanya berorientasikan kepada kenikmatan dunia dan kekuasaan. Sifat yang lebih mementingkan kenikmatan, kekuasaan dan kesenangan materi inilah di sebut hedonisme. Faham ini muncul, seiring dengan berkembangnya kemajuan di berbagai aspek kehidupan. Tak lagi berbicara tentang sejarah atau kemunculan faham ini. Pengaruh faham ini sudah merajalela di berbagai lapisan masyarakat. Biasanya terlihat pada penduduk atau warga di Negara berkembang. Contoh saja masyarakat Indonesia saat ini khususnya di ibukota Jakarta, sangat jelas sudah tertancap oleh pengaruh besar faham ini. Di Jakarta Orang kecil atau rakyat kalangan bawah sibuk banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan orang yang memiliki uang banyak, mereka malah berasik-asikan menghambur-hamburkan uangnya untuk bersenang-senang, membeli barang yang mahal, clubbing dll. Tanpa terpikir bahwa di bawah mereka banyak orang yang kesusahan. Sepertinya tancapan faham ini membuat sifat masyarakat di ibukota saat ini menjadi individualis dan konsumtif. Serbuan barang-barang dan tempat-tempat berbelanja, tempat nongkrong kelas mewah di Jakarta membuat masyarakat menjadi terlena. Dimana-mana, di setiap sudut kota Jakarta pasti ada pusat perbelanjaan, belum lagi di tambah dengan tempat berkumpul atau nongkrong anak muda. Seakan-akan menambah hedonisme ini, ibarat ombak tsunami yang menerjang Jakarta dan masyarakat tidak bisa menghindar darinya. Kontras terlihat ketika kita menilik Jakarta masa lalu dengan Jakarta masa kini. Jakarta saat ini bukan lagi menjadi kota metropolitan tetapi udah menjadi kota megapolitan. Di Jakarta semua ada, mau tempat hiburan ala barat, sudah banyak bertaburan tempat-tempat hiburan malam. Mau berbelanja dengan produk impor, mall-mall sudah ada di setiap sudut Jakarta. Apalagi yang kurang, tak heran masyarakatnyapun menjadi hedonis, konsumtif dan lebih memikirkan kesenangan materi, karena gempuran produk budaya dan produk materi ala luar negeri masuk ke Jakarta tanpa ada filter sedikitpun. Mungkin, lama kelamaan semua yang ada di Jakarta adalah produk luar dan gaya hidup luar. Tak ada lagi orang yang mengenal Jakarta sesungguhnya. Yang di kenal adalah semua ala luar negeri. Dengan kondisi kenyataan yang ada di Jakarta saat inilah maka penulis ingin mengangkat tentang kehidupan hedonisme di Jakarta ini menjadi sebuah tulisan dengan suatu sudut pandang kritis yang di sesuaikan dengan realita dan kondisi serta pembahasan tentang pengertian hedonisme dan solusi yang harus di lakukan. 

PENGERTIAN DAN SEJARAH HEDONISME 

Hedonisme adalah istilah suatu faham yang menunjuk pada kesenangan atau kemewahan fisik. Bagi para penganut faham hedonism sendiri berpendapat bahwa ukuran dari makmur atau tidaknya suatu kehidupan, bahagia atau tidaknya suatu kehidupan seorang manusia, hanya dapat diidentifikasi dengan kesenangan materi semata. Mereka ingin memenuhi keakuannya untuk mendapatkan kenikmatan. Apapun akan mereka lakukan untuk mengejar kenikmatan tersebut tanpa adanya rasa putus asa. Di dalam filsafat dan sejarah yunani kuno, tokoh pertama yang mengajarkan aliran hedonism adalah Democritus (400-370 SM). Democritus memandang bahwa tujuan pokok kehidupan ini adalah kesenangan, kesenangan adalah satu-satunya yang ingin di cari manusia. Kesenangan di dapat langsung dari panca indra, orang bijaksana selalu akan mencari kesengan dalam hidupnya. Karena menurut faham hedonisme, kesakitan adalah suatu pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Dengan melihat kondisi manusia yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani, sesungguhnya paham yang menitikberatkan pada satu aspek, tidak dapat di elakkan. Hedonisme pada prinsipnya lebih menitikberatkan kepada kebutuhan jasmani daripada kebutuhan rohani. Sehingga sejak awal sejarah manusia, hedonism dengan berbagai versi dan aktualitasnya, sadar atau tidak sadar akan selalu muncul. Para Hedonis berpendapat bahwa ukuran dari makmur atau tidaknya suatu kehidupan, bahagia atau tidaknya suatu kehidupan seorang manusia, hanya dapat diidentifikasi dengan kesenangan materi semata. Mereka ingin memenuhi keakuannya untuk mendapatkan kenikmatan. Apapun akan mereka lakukan untuk mengejar kenikmatan tersebut tanpa adanya rasa putus asa. Walaupin kebanyakan orang berfikir negative tentang hedonisme ini. hedonisme juga memiliki salah satu aspek positif atau nilai jual tinggi yaitu memiliki semangat kerja yang tinggi dan etos kerjanya yang tinggi. Menurut para penganut Hedonisme, orang bijaksana akan berusaha sedapat mungkin untuk terlepas dari keinginan di luar darinya. Dengan cara ini orang dapat mencapai suatu puncak kesenangan yang bernama Ataraxia. Ataraxia adalah kesenangan jiwa/individu yang betul-betul terlepas dari ikatan orang lain. Yang dimaksud ikatan dalam orientasinya banyak diartikan sebagai gangguan. Macam-macam Hedonisme Hedonisme Estetis Approach/pendekatan dari Hedonisme Estetis adalah penampilan, dalam artian pandangan seseorang terhadap orang tersebut yang baginya bersifat baik/indah dalam hal fisik empiris. Yang dimaksud dengan Hedonisme Estetis adalah seseorang akan merasakan sebuah kenikmatan jika ia merasa terlihat indah. Jika kita dapati ada seseorang yang merasa bangga kalau ia dituding sebagai seseorang yang baik rupanya, maka kebanggaan tersebut dinilai sebagai bentuk bagian dari kenikmatan Hedonisme Estetis. Hedonisme Kesalehan/Keagamaan Berbicara tentang Hedonisme Kesalehan/Keagamaan maka sudut pandang yang dilihat yaitu aspek keberagamaan atau spiritual seseorang. Salehkah atau kufurkah? Dalam Hedonisme Kesalehan ini, seseorang yang terjangkiti olehnya akan merasakan adanya kenikmatan jika ia diklaim sebagai seseorang yang saleh atau taat dalam atribut keberagamaannya. Hedonisme Etis Berbeda dengan Hedonisme Etis, sudut pandangnya adalah tentang apa yang diutarakan/pembicaraan oleh seorang individu. Misalnya, jika ada yang mengklaim kepada seseorang dalam suatu acara pidato bahwa apa yang diutarakan yang berpidato itu adalah bagus dan orang yang berpidato itu merasa bangga, maka ia termasuk orang yang menganut sikap Hedonisme Etis. Macam-macam Keinginan Menurut Para Perintis Hedonisme 1. Keinginan Alamiah, seperti makan dan minum, alhasil yang di butuhkan manusia untuk memenuhi kehidupan. Akan tetapi tetap saja manusia dalam mendapatkan keinginan ini, ia berusaha mendapatkan yang lebih baik. Misalnya jika ia disodorkan minuman teh dan jus, maka dengan gamblang manusia akan memilih jus, Karena jus lebih baik dari teh. 2. Keinginan Sia-sia, yaitu contohnya kita mempunyai banyak barang tersebut akan tetapi dalam penggunaanya kita terkesan tidak baik. Maka hal tiu akan hanya menimbulkan kesia-siaan. Contohnya penggunaan air yang boros. Itulah pengertian dan penjelasan tentang hedonism yang penulis utarakan. Untuk lebih jelas dan mengerti tentang hedonisme ini, penulis akan mengkritisi pengaruh hedonisme ini di Indonesia khususnya di ibukota Jakarta. 

KEHIDUPAN HEDONISME JAKARTA 

Banyak sekali hal-hal terkait dengan hedonisme di dunia ini. faham ini cenderung lebih kepada suatu gaya hidup yang berbau kehidupan bangsa barat, khususnya hedonisme pada jaman sekarang. Di Negara kita sendiri, mayoritas semua hal di adopsi dari gaya hidup kebaratan, apalagi bagi kota megapolitan seperti Jakarta ini. contoh kasus yang dapat di lihat di Jakarta ini yang terpengaruh oleh kehidupan barat adalah mulai bertaburannya pusat perbelanjaan mewah di Jakarta. Bukan hanya mall saja yang bisa di sebut pusat perbelanjaan mewah. Tetapi juga kemunculnya pusat perbelanjaan LOTTE asal Korea Selatan juga dapat di sebut mempengaruhi terpaan pengaruh hedonism yang ada di Jakarta. Dengan munculnya pusat perbelanjaan ini sangat bisa mematikan pasar tradisional. Karena semua barang yang di butuhkan oleh masyarakat sudah ada dan sangat lengkap di jual di pusat perbelajaan asal negeri luar ini. otomatis masayarakat akan lebih mendatangi pusat perbelanjaan asal luar negeri daripada harus datang ke pasar tradisional yang kadang-kadang barang yang di butuhkan stok nya tidak ada dan kebersihannya pun tidak terjamin. Padahal jika di lihat lebih detail, dengan berbelanja ke pusat perbelanjaan asal luar negeri seperti yang di sebutkan di atas sama saja tidak cinta terhadap Negara sendiri, dari segi ekonomi, akan banyak pedagang pasar yang akan gulung tikar usahanya, padahal pedagang tersebut adalah saudara kita, satu bangsa. Sedangkan Negara luar seperti Amerika dan Korea Selatan mendapatkan keuntungan besar, karena berhasil memasarkan produk-produk di Indonesia. Negara lain menjadi makmur sedangkan Negara sendiri menjadi hancur. Tetapi semua itu memang bukan 100 persen kesalahan masyarakat. Dari sisi pemerintah juga banyak melakukan kesalahan. Harusnya dengan melihat kondisi penduduknya yang mulai berubah, pemerintah pun harus mengayomi dan memberikan perlindungan, bukan mendiamkan pengaruh luar dengan gampangnya dapat masuk ke Indonesia. Tidak hanya beralasan ekonomi Negara terus, tetapi di balik itu semua penduduknya sendiri di rugikan. Sebenarnya di balik bertaburannya pusat perbelanjaan ala luar negeri di Indonesia, mereka (Negara asing) memiliki tujuan lain selain hanya ekonomi. Mereka (Negara asing) ini memiliki tujuan ingin mengubah pola pikir masyarakat Indonesia menjadi hedonis, menjadi lebih mementingkan materi dan individualis. Indonesia yang memiliki karakter gotong royong tinggi, dengan hedonisme ini faham gotong royong akan menjadi hilang. Dari segi makanan, sekarang masyarakat lebih mengenal makanan asing seperti pizza, ramen, sushi, burger ketimbang mengenal sumur jengkol, nasi uduk, ketoprak, gado-gado, lotek atau mungkin makanan daerah lainnya yang ada di Indonesia. Apalagi di Jakarta, yang namanya makanan luar negeri outlet makanan nya sudah menjamur di setiap sudut Jakarta. Lama kelamaan jika pemerintah khusunya pemda DKI Jakarta membiarkan semua ini, mungkin Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya akan hancur. Di mulai dari hancurkan segi budaya dan karakter bangsa, baru sedikit demi sedikit NKRI akan terpecah belah. Karena untuk menghancurkan suatu bangsa itu sangat mudah. Hancurkan budaya dan karakter bangsa tersebut, setelah itu perlahan bangsa itupun akan hancur dengan sendirinya.

1 komentar: